Pernyataan Pengamat Politik, Terkait Pernyataan MPR Yang Minta Jokowi Mencopot Menkeu Sri Mulyani
Jakarta - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio
menilai pernyataan pimpinan MPR yang meminta Menteri Keuangan Sri
Mulyani dicopot justru membuat lembaga itu terkesan hanya memikirkan
diri sendiri.
Meski pernyataan MPR itu biasa saja, namun alasan MPR meminta Presiden
Joko Widodo atau Jokowi memecat Sri Mulyani cenderung subjektif. "Biasa saja, walaupun saya katakan ya kesan dari masyarakat lembaga ini
terlalu memikirkan diri sendiri," kata Hendri saat dihubungi Wartawan, Kamis (2/12/2021).
Sebagai lembaga legislatif, kata dia, MPR sah-sah saja menegur atau
memberi usulan kepada pemerintah. Hendri menyebut, baik Sri Mulyani
maupun MPR memiliki citra yang sejajar di mata masyarakat.
Hanya saja, dia heran MPR yang jarang bersuara tiba-tiba meminta agar
Presiden Jokowi memberhentikan Sri Mulyani. Terlebih salah satu yang
dipermasalahkan adalah anggaran MPR yang terus turun.
"Menurut saya, dua-duanya tidak punya rekam jejak citra terlalu positif
di mata masyarakat. Sri Mulyani di mata masyarakat juga biasa-biasa
saja bahkan dikenal karena utangnya itu,"ujarnya.
"Sedangkan MPR jarang sekali bersuara tiba-tiba bersuara gara-gara
unsur subjektifitas pemotongan anggaran itu,"sambung Hendri.
Sikap Jokowi
Dia meyakini Presiden Jokowi tak akan mengabulkan permintaan pimpinan
MPR untuk mecopot Sri Mulyani. Pasalnya, Sri Mulyani merupakan salah
satu menteri kesayangan Jokowi.
Menurut dia, Jokowi akan menghubungi Ketua MPR Bambang Soesatyo untuk
menengahi polemik tersebut. Hendri meyakini, Jokowi tak ingin kehilangan
Sri Mulyani di sisa masa jabatannya.
"Saya yakin berpihak ke Sri Mulyani. Sebentar lagi pasti akan ada
pertemuan, minimal Pak Jokowi kontak Bambang Soesatyo. Lebih mudah Pak
Jokowi berbicara ke Pimpinan MPR daripada kehilangan Sri Mulyani di
akhir masa jabatannya,"tutur Hendri.
Di sisi lain, dia menyarankan Sri Mulyani datang apabila dipanggil
oleh MPR. Sehingga, tidak ada kesan bahwa Sri Mulyani tak menghargai
atau menghormati MPR.
"Ya MPR ada nama rakyat, dipanggil rakyat datanglah, emang Sri Mulyani
digajinya pakai apa. Ya datang aja, itu akan menengahi semuanya dan
citra keduanya kembali pulih lagi,"ucap Hendri.
Pimpinan MPR Minta Sri Mulyani Dicopot
Sebelumnya, Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI mendesak Menteri Keuangan Sri Mulyani dicopot. Alasannya, karena dianggap tidak memerhatikan anggaran MPR RI. Wakil Ketua MPR RI dari perwakilan DPD RI, Fadel Muhammad mengatakan, anggaran untuk MPR RI terus turun. Padahal, pimpinannya bertambah menjadi 10 orang.
Kami di MPR ini kan pimpinannya 10 orang, dulu cuma 4 orang kemudian 10 orang. Anggaran di MPR ini malah turun, turun terus," ujar Fadel di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 30 Desember 2021.
Selain itu, Sri Mulyani juga menjanjikan sosialisasi MPR empat pilar enam kali. Namun kenyataannya hanya empat kali dalam setahun. Menurut Fadel, MPR telah bicara Presiden Joko Widodo dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno. MPR mengadu kepada Jokowi terkait pengurangan anggaran.
Pimpinan MPR telah mengundang Sri Mulyani untuk menggelar rapat. Namun, Sri dua kali membatalkan rapat dengan MPR.
Sebab beberapa hal tersebut, pimpinan MPR mengusulkan Sri Mulyani dipecat sebagai menteri keuangan. Sri Mulyani dianggap menteri yang tidak etik dan tidak cakap mengatur kebijakan pemerintahan.
"Maka kami, ini atas nama pimpinan MPR republik Indonesia mengusulkan kepada presiden republik Indonesia untuk memberhentikan saudari Menteri keuangan, karena kami anggap Menteri keuangan tidak etik, tidak cakap dalam mengatur kebijakan pemerintahan kita demi untuk kelanjutan,"tutur Fadel.
Komentar
Posting Komentar